Geografi Kehidupan
A. Persebaran Makhluk Hidup
Persebaran makhluk hidup ada 3 cara, yaitu:
Gang (koridor) : Penyebaran melalui bermacam-macam habitat.
Filter : Penyebaran melalui gang dengan kisaran habitat yang
terbatas sehingga hanya sebagian biota saja yang menyebar.
Untung-untungan : Penyebaran yang kebetulan. Contohnya
kelapa yang ada di pinggir pantai yang terbawa oleh air.
Ada 3 lingkungan utama/tempat tinggal (Biocyrcle) makhluk
hidup, yaitu:
Darat
Air Tawar
Air Asin
Faktor penyebaran makhluk hidup di permukaan bumi tidak
merata yaitu:
Faktor Klimatik
Suhu, kerena tidak semua makhluk hidup mampu hidup di segala
suhu, mereka memiliki persyaratan suhu tersendiri.
Kelembapan
Udara, uap air yang terkandung dalam massa udara. Ada empat
kelompok
utama, yaitu xerophyta, mesophyta, hyqrophyta, dan
tropophyta.
Angin, alat transportasi yang memindahkan awan/uap air dari
satu tempat ke tempat yang lainnya.
Curah Hujan, air hujan yang turun ke permukaan bumi, akan
menjadi persediaan air tanah.
Faktor Edafik (jenis tanah) berpengaruh terhadap tanaman.
Faktor Fisiologi, ketinggian tempat dan bentuk wilayah.
Faktor Biotik, manusia mengolah dan memanfaatkan
lingkungannya.
Persebaran Tumbuhan di Indonesia:
Pulau Sumatera : Beringin raksasa, bakau, anggrek, pinus.
Pulau Jawa : Akasia, pinus, jati, cemara, kina, rasamala.
Kep. NT : Akasia, cendana, kayu putih, kemiri.
Pulau Bali : Pala, kayu cempaka, cemara geseng.
Pulau Kalimantan : Kayu kamper, rotan, bambu, kayu samin.
Pulau Sulawesi : Anggrek putih, pinus, rotan, jati, agastin.
Kep. Maluku : Kayu putih, sagu, anggrek.
Pulau Papua : Tumbuhan bakau, sagu, anggrek.
Persebaran Hewan di Indonesia:
Alfred Russel membagi persebaran fauna menjadi 3 bagian,
yaitu:
Wilayah Asiatis/ Barat/ Tanah sunda : Kijang, kancil, trenggiling,
pesut.
Wilayah Tengah/ Kep. Wallacea/ Peralihan : komodo, tarsius,
anoa, burung maleo.
Wilayah Australis/ Timur/ Tanah sahul : cendrawasih, walabi,
kasuari, opossum.
Garis yang membatasi persebaran fauna di wilayah Asiatis
dengan wilayah Tengah disebut garis Wallacea, sedangkan garis yang membatasi
persebaran fauna di wilayah Tengah dan wilayah Australis disebut garis Weber.
B. Pembagian Iklim Dunia
Pembagian Iklim
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis
lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan
ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim
matahari dan iklim fisis.
Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar
matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40
% dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu
vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat
rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa
antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan
beraturan. Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° – 40°LU/LS. Daerah
ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri iklim
sub tropis adalah sebagai berikut:
Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah
peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan
semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula
dengan musim panas tidak terlalu panas.
Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin.
Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim
dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika
hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim
Tiongkok.
Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri
iklim sedang adalah sebagai berikut:
Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan
udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak
menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian
lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim
ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu
iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
Musim dingin berlangsung lama.
Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
Udaranya kering.
Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat
mencairnya es di permukaan tanah.
Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara
Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia. Sedangkan ciri-ciri
iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju
abadi.
Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah
hijau) dan Antartika di kutub selatan.
Iklim Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah
menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai
hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya,
pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran
tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah tropis dan sub tropis; dan
daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis
lintang 40°, adalah sebagai berikut:
Suhu rata-rata tahunan rendah.
Amplitudo suhu harian rendah/kecil.
Banyak awan.
Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai
berikut: Amplituda suhu harian dan tahunan kecil.
Banyak awan.
Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan
rintik-rintik.
Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak
mendadak dan tiba-tiba.
Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan
di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai
lintang 40(, yaitu sebagai berikut :
Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil.
Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai
taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
Amplitudo suhu tahunan besar.
Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim
dingin rendah.
Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri,
adalah sebagai berikut:
Amplitudo suhu harian dan tahunan besar.
Udara kering.
Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah.
Jarang turun hujan.
Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet
dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran
tinggi.
Terdapat di daerah sedang.
Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil.
Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di
daerah bayangan hujan.
Kadang banyak turun salju.
Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang
berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan
hujan;
Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering
dan akan menimbulkan musim kemarau.
Selain pembagian iklim menurut letak garis lintang dan
ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut
beberapa para ahli antara lain :
Pembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari
Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban
udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan
bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim
dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B,
C, D, dan E.
Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
Suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C.
Suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C.
Curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun.
Tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan
ciri sebagai berikut:
Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa).
Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan
besar.
Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu
rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan
suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah
Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu
rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu
sebagai berikut :
(1) Af = Iklim panas hujan tropis
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu :
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun
(BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.
Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu :
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering
atau iklim lembab agak panas kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering
atau iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu :
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang
kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang
lembab.
Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu :
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0(
sampai 10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia
terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am : Terdapat di daerah Indonesia bagian barat,
tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Aw : Terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua
Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya
pantai selatan.
C : Terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
D : Terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah
Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu
rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya
diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:
Pembagian Iklim Menurut F. Junghuhn
Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah
iklim di Jawa ditetapkan secara vertikal sesuai dengan kehidupan
tumbuh-tumbuhan.
Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan
sebagai berikut :
Daerah panas/tropis
Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu
26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet,
kelapa, dan cokelat.
Daerah sedang
Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22°
-17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan
sayur-sayuran.
Daerah sejuk
Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1°
– 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran. Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C.
Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.
Pembagian Iklim Menurut Mohr
Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke
permukaan bumi, yaitu
menjadi tiga golongan sebagai berikut :
Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam
bulan tersebut kurang dari 60 mm.
Bulan sedang (BS, yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam
bulan tersebut berkisar antara 60 – 90 mm. Bulan basah (BB), yaitu jumlah
rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm ke atas.
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh
Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876).
Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang
bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisikyang berhubungan dengan keadaan
di bumi, misalnya :
Perairan (sungai, danau, laut)
Daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll)
Iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban dll)
Alfred Russel Wallace mengelompokkan
Persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu :
Paleartik
Kawasan persebaran fauna paleartik meliputi bagian utara
benua Asia dan Eurasia, Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris dan
Jepang.
Neartik
Kawasan ini meliputi daerah Holartic, yaitu meliputi seluruh
Amerika Utara, dataran tinggi Meksiko dan Greenland
Etiopian
Persebaran fauna Etiopian ini meliputi daerah Afrika sebelah
selatan, gurun Sahara, Madagaskar dan wilayah Arabia bagian selatan.
OrientalWilayah persebaran fauna oriental meliputi seluruh
Asia Tenggara dan selatan termasuk Indonesia bagian barat.
Australian
Daerah yang termasuk dalam wilayah persebaran fauna
Australis adalah benua Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku dan pulau-pulau
kecil di sekitar samudera Pasifik.
Neotropical
Daerah persebaran fauna Neotropical terbentang dari Amerika
Selatan, Meksiko bagian selatan, termasuk Amerika Tengah.
Sumber : http://nurulapriliyya.blogspot.com/,
http://milasyafaah22.blogspot.com/p/pembagian-iklim-dunia_30.html,
http://andimanwno.wordpress.com/2009/04/08/persebaran-fauna-di-dunia/,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar