Rabu, 30 April 2014

METODE ILMIAH



Minggu ke-2
METODE ILMIAH

1.      Membedakan cara memperoleh pengetahuan yang tidak ilmiah dengan yang ilmiah
Pengetahuan tidak ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap ide di dalam pikiran manusia secara deduktif dan analitik. Misalnya, pencak silat, bela diri, kebatinan, matematika, dan sebagainya. Sedangkan, pengetahuan ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan menerapkan metode ilmiah. Misalnya, kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek/lapangan) yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal/kejadian itu. Oleh karena itu cara memperoleh pengetahuan ilmiah atau sains sudah jelas berbeda.
2.      Langkah-langkah operasional Metode Ilmiah
Pengetahuan diperoleh dengan berbagai cara :
Prasangka : yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang, malah tidak mungkin benar.
Intuisi : yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui proses yang tidak disadari.
Trial and error : yaitu metode coba-coba atau untung-untungan.
Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat :
a)      Objektif : artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya yaitu bahwa kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil pengindraan atau empiri
b)      Metodik : artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
c)      Sistematik : pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.

Langkah langkah operasional metode ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti.
Penyusunan hipotesis : yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
Pengujian hipotesis : yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi. Kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan : penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apabila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung makan hipotesis akan ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

3.      Keunggulan dan keterbatasan serta peranan metode ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan
Keunggulan metode ilmiah, antara lain : mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil, kebenaran ilmu yang absolute sehingga dapat dicari terus menerus, mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain-lain. Sedangkan keterbatasan metode ilmiah adalah ketidak sanggupannya menjangkau untuk menguji adanya Tuhan membuat kesimpulan yang berkenaan dengan baik buruk atau system nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.

Sumber : Massofa.wordpress.com-google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar